Sistem Reproduksi Manusia
Sistem Reproduksi Manusia
Sistem
reproduksi manusia memiliki empat komponen utama dalam sistem reproduksinya,
yaitu organ penghasil sel kelamin, saluran reproduksi, kelenjar tambahan, dan
alat kopulasi.
1. Sistem Reproduksi Laki-laki
Sistem
reproduksi laki-laki dirancang untuk dapat menghasilkan, menyimpan, dan
mengirimkan sperma. Sistem reproduksi laki-laki terdiri atas empat organ, yaitu
testis, saluran reproduksi, kelenjar tambahan, dan penis.
a. Testis
Testis
(pelir) merupakan organ kelamin laki-laki yang berfungsi untuk menghasilkan
sel-sel sperma .Testis berjumlah sepasang dan terdapat dalam kantong testis
(skrotum) yang berada di luartubuh. Testis terdiri atas beberapa bagian, yaitu
sebagai berikut:
a)
Tubulus seminifera, yaitu suatu saluran yang berkelok-kelok dengan panjang
lebih kurang 50 cm. Saluran ini merupakan tempat pembentukan sel-sel sperma
(spermatogenesis).
b)
Sel Leydig, berada pada jaringan ikat, yang berfungsi menghasilkan hormon
laki-laki( testosterone ).
c)
Tunica albuginea, yaitu lapisan pembungkus testis.
Untuk
pembentukan sperma dibutuhkan kondisi suhu yang lebih rendah dari suhu badan
sekitar 2-30C. Kantong skrotum dapat mengerut atau melebar untuk mengendalikan
suhu testis. Pada keadaan dingin, skrotum mengerut. Sebaliknya, pada saat
suhunya panas, skrotum akan mengembang. Pembentukan sperma pada laki-laki tidak
terbatas. Pembentukan sperma diatur oleh hormon yang dikeluarkan dari kelenjar
pituitari. Lebih dari 1.000 sperma dihasilkan setiap detiknya dan lebih dari
100 juta dihasilkan per hari. Saat pengeluaran sperma (ejakulasi), sekitar 300
- 500 juta sperma dikeluarkan. Jika tidak terjadi ejakulasi, maka sperma akan
terserap oleh tubuh. Proses pembentukan sperma matang melalui tahapan
spermatogenesis berlangsung selama 74 hari.
b. Saluran Reproduksi
Saluran
reproduksi berfungsi menampung sementara dan mengeluarkan sperma yang
dihasilkan oleh testis hingga sampai pada saluran pelepasan sperma saat
kopulasi. Berikut saluran-saluran reproduksi.
a)
Tubulus recti, tempat bermuaranya
saluran-saluran seminiferus testis. Saluran ini menyalurkansperma ke saluran
berikutnya, yaitu saluran eferensia.
b)
Saluran eferensia (vasa everentia),
yaitu saluran yang berfungsi menampung dan menyalurkan sperma ke saluran lebih
lanjut, yaitu saluran epididimis.
c)
Saluran epididimis (vasa epydidimis),
suatu saluran berkelok-kelok sepanjang lebih kurang 5 cm,berfungsi sebagai
tempat menyimpan sperma. Di tempat ini juga berlangsung proses pematanganatau
pendewasaan sel-sel sperma. Bagian dasar epididimis berhubungan dengan saluran
deferensia.
d)
Saluran deferensia (vasa deferentia),
tidak berkelok-kelok, berfungsi menyalurkan sperma menujusaluran pembuangan air
seni, yaitu uretra. Di bagian ujung saluran deferensia, salurannya
melebarmembentuk ampula. Pada bagian ini bergabung saluran dari kantong semen (
vesica seminalis).
Pada
kantong semen terdapat saluran pelepasan, yang disebut saluran ejakulasi. Saat
ejakulasi,cairan semen disemprotkan ke dalam saluran vagina melalui uretra yang
terdapat dalam penis.
c. Kelenjar Tambahan
a) Kantong semen,berfungsi menampungsemen, yaitu cairan
yang mengandung gulafruktosa, asam askorbat, dan asam amino. Zat-zat tersebut
menjadi nutrisi atau makananbagi sperma. Cairan tersebut dihasilkan olehsel-sel
kelenjar yang terdapat pada dindingkantong semen.
b) Kelenjar
prostat, terdapat pada bagian pangkal saluran uretra. Kelenjar ini menghasilkan
cairan berwarna putih susu yang bersifat basa (alkalis, pH > 7). Sifat basa
ini berfungsimelindungi sperma dari suasana asam padasaluran reproduksi perempuan.
c) Kelenjar
Cowperi (kelenjar bulbouretra), terletak di bagian ujung saluran uretra setelah
kelenjar prostat. Kelenjar ini berfungsi menghasilkan cairan lendir sebagai
cairan pelicin dan menambah cairan pada semen.
d. Penis
Penis
merupakan alat kopulasi. Kopulasi merupakan peristiwa masuknya penis ke dalam
vagina untuk menyalurkan sperma. Saluran uretra pada penis berfungsi rangkap,
yaitu untuk mengeluarkan urine dan juga untuk pelepasan cairan semen.
Alat Reproduksi Laki-laki |
2. Sistem Reproduksi Perempuan
Sistem
reproduksi perempuan terdiri atas empat organ yaitu indung telur (ovarium),
saluran telur (tuba fallopii), rahim (uterus), dan vagina.
a. Indung Telur (Ovarium)
Setiap
perempuan memiliki sepasang ovarium,yaitu ovarium kanan dan kiri yang terletak
di rongga perut bagian bawah. Ovarium memilikidua fungsi utama, yaitu
menghasilkan sel telur dan hormon perempuan. Proses pembentukansel telur (ovum)
disebut oogenesis. Prosespembentukan ovum ini terjadi secara bertahapdan terjadi
secara periodik, yaitu sekali dalamsebulan. Peristiwa keluarnya telur dari
indung telur disebut ovulasi. Hormon perempuan yang diproduksi oleh ovarium
adalah estrogen danprogesteron. Ovarium akan memproduksi sel telur setelah
mengalami siklus menstruasi. Ovulasi terjadi setiap 28 hari.
b. Saluran Telur (Tuba Fallopi atau
Oviduct)
Tuba
fallopi disebut juga dengan saluran telur. Saluran telur adalah sepasang
saluran yang berada pada kanan dan kiri rahim sepanjang ± 10 cm. Saluran ini
menghubungkan rahim dengan ovarium melalui fimbria. Ujung yang satu dari tuba
fallopi akan bermuara di rahim sedangkan ujung yang lain merupakan ujung bebas
dan terhubung ke dalam rongga abdomen. Ujung yang bebas berbentuk seperti umbai
dan bergerak bebas. Ujung ini disebut fimbria dan berguna untuk menangkap sel
telur saat dilepaskan oleh ovarium. Dari fimbria, telur digerakkan oleh
rambut-rambut halus yang terdapat di dalam saluran telur menuju ke dalam rahim.
Proses
pembentukan ovum disebut oogenesis dan terjadi di ovarium. Pembentukan ovum
diawali dengan pembelahan mitosis lapisan luar ovarium untuk membentuk oogonium
yang diploid. Keseluruhan struktur ini disebut folikel primer. Ketika folikel
tumbuh, oosit primer membelah secara meiosis I menghasilkan satu oositsekunderdan
badan kutub. Oosit sekunder kemudian berkembang menjadi ovum haploid yang siap
untuk dibuahi oleh sperma.
c. Rahim (Uterus)
Rahim
adalah organ yang dipersiapkan sebagai tempat tumbuh kembangnya embrio sampai
menjadi janin (bayi) yang siap dilahirkan. Rahim berbentuk seperti kantong dan
berdinding tebal dengan ukuran panjang lebih kurang 7,5 cm dan lebar 5 cm.
Rahim berfungsi sebagai tempat untuk perkembangan embrio menjadi janin. Dinding
rahim memiliki banyak pembuluh darah sehingga dindingnya menebal ketika terjadi
pertumbuhan janin. Rahim terdiri atas 3 lapisan, sebagai berikut.
a) Lapisan
parametrium, merupakan lapisan paling luar dan yang berhubungan dengan rongga
perut.
b) Lapisan
miometrium merupakan lapisan yang berfungsi mendorong bayi keluar pada proses
persalinan (kontraksi).
c) Lapisan
endometrium merupakan lapisan dalam rahim tempat menempelnya sel telur yang
sudah dibuahi. Lapisan ini terdiri atas lapisan kelenjar yang berisi pembuluh
darah.
Dinding
rahim akan mengalami perkembangan yang dinamis. Seiring proses pematangan
telur, dinding rahim akan menebal. Penebalan dinding disiapkan untuk pelekatan
(implantasi) embrio bila terjadi pembuahan. Bila tidak terjadi implantasi
embrio, maka dinding akan luruh dan terjadilah peristiwa menstruasi.
d. Vagina
Vagina
adalah saluran yang elastis, panjangnya sekitar 8-10 cm, dan berakhir pada
rahim. Vagina dilalui darah pada saat menstruasi dan merupakan jalan lahir.
Karena terbentuk dari otot, vagina bisa melebar dan menyempit. Kemampuan ini
sangat hebat, terbukti pada saat melahirkan vagina bisa melebar seukuran bayi
yang melewatinya. Pada bagian ujung yang terbuka, vagina ditutupi oleh sebuah
selaput tipis yang dikenal dengan istilah selaput dara. Bentuknya bisa
berbeda-beda setiap wanita. Selaput ini akan robek pada saat bersenggama,
kecelakaan, masturbasi/onani yang terlalu dalam, olahraga dan sebagainya.
Alat Reproduksi Wanita |
3. Sperma dan Ovum
Proses
pembentukan sperma dan ovum berbeda dari sel lain dalam tubuh. Sel tersebut
melalui pembelahan miosis. Selama pembelahan tersebut, setiap sel membelah dua
kali berturut-turut sehingga dihasilkan empat sel anakan. Satu spermatosoit
akan membentuk empat sperma matang, sedangkan satu oosit akan membentuk satu
ovum. Ukuran ovum fungsional jauh lebih besar dari tiga sel lainnya. Ketiga sel
tersebut tidak berkembang dan akan terserap oleh dinding ovarium. Kepala sperma
berbentuk pipih bulat seperti piringan yang memungkinkannya bergerak lebih
cepat dan mudah dalam cairan pada saluran reproduksi perempuan. Ukuran sperma
lebih kecil daripada sel telur, hanya 0,05 milimeter, sedangkan sel telur
berukuran 0,1 milimeter. Dengan ekor atau flagel yang panjang, sperma dapat bergerak
dan berenang dengan cepat dan jauh menuju tuba fallopi. Keadaan ini sama dengan
seseorang yang berenang sejauh 7 km di lautan yang berombak.
4.
Fertilisasi
Fertilisasi
atau pembuahan adalah proses peleburan atau penyatuan antara ovum dan sperma.
Pemindahan sperma dilakukan dengan cara kopulasi (persetubuhan). Kelenjar
seminal dan kelenjar prostat menambahkan cairan pada sperma. Campuran sperma
dan cairah tambahan disebut air mani (semen). Melalui uretra, sperma
dikeluarkan menuju ke dalam vagina. Di dalam vagina, sperma akan melanjutkan
perjalanannya menuju tuba fallopi, tempat terjadinya fertilisasi. Saat ovulasi,
ovarium akan mengeluarkan sel telur matang (ovum). Ovum kemudian ditangkap oleh
corong yang terdapat pada saluran telur (oviduk). Saat terjadi kopulasi, sperma
akan masuk menuju rahim kemudian menuju ke saluran telur. Bila terjadi
pembuahan, maka akan terbentuk zigot.
Zigot
akan terus membelah membentuk embrio kemudian bergerak menuju uterus (rahim).
Embrio ini kemudian akan melekat dan tertanam di rahim. Peristiwa itu disebut
implantasi. Setelah embrio melekat akan terbentuk plasenta diantara embrio dan
dinding rahim. Jumlah kromosom zigot diploid (2n), selanjutnya zigot akan
mengalami proses pembelahan secara mitosis. Seorang pria mengeluarkan sperma
yang berjumlah lebih kurang ratusan juta. Akan tetapi hanya beberapa ribu saja
sperma yang dapat menyelesaikan perjalanannya untuk mencapai ovum. Dan hanya
satu sperma yang berhasil memasuki ovum dan membuahinya.
5. Perkembangan Embrio di dalam Rahim
Fertilisasi
antara sel sperma dan ovum akan menghasilkan zigot, kemudian zigot mengalami
pembelahan sel secara berulang, dan membentuk blastula. Satu minggu setelah
fertilisasi, blastula akan tertanam pada dinding uterus. Jika proses penanaman
tersebut berhasil maka akan terjadi kehamilan. Manusia memiliki masa kehamilan
normal selama 9 bulan 10 hari.
Hasil
pembelahan sel pada embrio akan menjadi dua bagian utama, yaitu embrio yang
sebenarnya, yang akan menjadi bayi, dan membran ekstra embrio, yang berperan
penting saat bayi dalam kandungan. Membran ekstra embrio membentuk amnion,
plasenta, dan tali pusar. Amnion adalah suatu kantong yang mengelilingi embrio
dan berisi cairan. Plasenta merupakan organ penghubung, antara janin dengan
dinding uterus ibunya. Tali pusar menghubungkan bayi dengan plasenta. Plasenta
dan tali pusat mempunyai fungsi, antara lain:
1)
untuk
menyalurkan zat makanan dari induk kepada embrio atau janin,
2)
untuk mengalirkan zat-zat sampah dari embrio atau janin ke dalam darah
induknya, dan
3)
untuk melindungi janin dari berbagai zat racun dan kuman penyakit.
Embrio
di dalam rahim akan berkembang menjadi janin (fetus). Pada usia empat minggu,
janin sudah mulai tampak pertumbuhan mata dantelinga. Pada usia delapan minggu,
janin sudah mirip dengan bayi dengan kepala yang sedikit membesar, mata,
tangan, telinga, hidung, jari tangan, dan kaki sudah mulai terlihat jelas. Pada
usia sepuluh minggu, panjang janin lebih kurang 6 cm dansudah terlihat seperti
bayi. Jika dibandingkan dengan badannya, ukuran kepala jauh lebih besar. Mata,
telinga, hidung, jari-jari tangan, dan kaki serta mulut telah tampak
perkembangannya. Pada usia enam bulan, perkembangan janin boleh dikatakan telah
sempurna.
Pada
usia akhir bulan kedelapan (32 minggu), panjang janin telah mencapai 40 cm.
Pada akhir minggu keempat puluh atau bulan kesepuluh, atau lengkapnya sembilan
bulan sepuluh hari, janin siap dilahirkan. Selama proses perkembangan, embrio
sangat rentan terhadap infeksi dari luar. Akan tetapi, setelah lebih kurang dua
bulan dan embrio telah berkembang menjadi fetus maka embrio akan lebih tahan
terhadap infeksi dari luar.
6. Kelahiran
Setelah
kehamilan berusia lebih kurang 9 bulan 10 hari atau 40 minggu sejak
fertilisasi, dan perkembangan janin (calon bayi) sudah sempurna maka janin siap
dilahirkan. Sebagian besar janin akan meletakkan kepalanya di bawah sehingga
mereka keluar dari jalan lahir dengan bagian terlebar dan bulat lebih dahulu.
Sisa tubuh akan mengikuti dengan mudah dan menggelincir keluar. Bayi akan keluar
melewati sebuah lubang besar di tengah-tengah panggul ibunya, atau
tulang-tulang panggul. Proses persalinan diawali dengan membukanya serviks
uteri (leher rahim), diikuti dengan kontraksi otot-otot dinding rahim yang
terjadi secara bergelombang, semakin lama semakin sering dan semakin kuat.
Tahap ini merupakan tahapan paling berat bagi ibu dan janin. Secara
berangsur-angsur kontraksi otot-otot dinding rahim akan mendorong janin keluar
melalui serviks yang telah membuka, setelah sebelumnya didahului oleh pecahnya
kantong amnion.
Pada
saat baru dilahirkan, paru-paru bayi membesar dan bayi akan mulai bernapas.
Selain itu, sistem peredaran darahnya pun juga mulai bekerja karena aliran
darah melalui tali pusar sudah diputus. Setelah bayi lahir, plasenta dan sisa-sisa
tali pusar pun ikut dikeluarkan.
itulah sekilas tentang alat reproduksi pada manusia, yaitu alat reproduksi laki-laki dan perempuan serta organ lainya yang berkaitan dengan alat reproduksi. semoga materi tersebut brmanfaat bagi para guru dan para siswa. termakasih
Yayaya
BalasHapus